Selasa, 26 Juni 2018

Makhluk Hidup dan Lingkungannya

RANGKUMAN MATERI
IPA KELAS IV SD
BAB MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

STANDAR KOMPETENSI
Standar Kompetensi: 

  • Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya

Kompetensi Dasar: 

  • Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
  • Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis)  dan  hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan) 

Indikator:

  • Menjelaskan pengertian ekosistem
  • Menyebutkan macam-macam ekosistem
  • Menyebutkan komponen ekosistem
  • Menjelaskan pengertian simbiosis
  • Menyebutkan jenis-jenis simbiosis
  • Menyebutkan contoh simbiosis mutualisme
  • Menyebutkan contoh simbiosis komensalisme
  • Menyebutkan contoh simbiosis parasitisme
  • Menjelaskan istilah rantai makanan beserta contohnya
  • Menjelaskan istilah jarring makanan beserta contohnya
  • Menjelaskan istilah piramida makanan
  • Menjelaskan tentang perubahan lingkungan dari berbagai peristiwa

PETA KONSEP MATERI


MATERI MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
A. Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungan
1. Ekosistem
Pengertian ekosistem adalah system ekologi yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2. Macam-macam Ekosistem
a. Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. 
Berdasarkan letak geografis dan garis lintangnya ekosistem darat ada beberapa macam yaitu,
  • Hutan Hujan Tropis, Ciri – cirinya : Curah hujan sangat tinggi (>2000 mm/tahun), Pohon – pohonnya memiliki ketinggian antara 20-40 meter dengan cabang daun berdaun lebar dan lebat dan selalu hijau sepanjang tahun, Sebagian hewan di hutan ini hidup di sekitar kanopi karena mudah mendapatkan makanan dan berpindah tempat. Hewan yang ada di hutan ini antara lain monyet, tupai, ular, kelelawar, burung, serangga, macan tutul, babi hutan, jaguar dll.
  • Padang Rumput, Ciri – cirinya : Curah hujan 25 – 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur, Vegetasi yang dominan adalah rerumputan dan relatif basah di daerah padang rumput yang basah ukurannya 3 meter dan tumput yamh tumbuh di padang rumput kering relatif pendek – pendek, Curah hujan relative rendah.
  • Gurun, Ciri – cirinya : Curah hujan sangat rendah sekitar 25 cm per tahun, Kelembapan udara sangat rendah, Perbedaan suhu siang dan malam sangat besar.
  • Tundra, Ciri – cirinya : Mendapat sedikit energi radiasi matahari, Musim dingin sangat panjang bisa sampai 9 bulan lamanya, Musim panas berlangsung selama 3 bulan.
  • Hutan Gugur, Ciri – cirinya ; Curah hujan merata sepanjang tahun, Memiliki 4 musim, Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis
  • Tiagra, Ciri –cirinya : Suhu di musim dingin rendah, Terjadi penumbuhan di musim panas

b. Ekosistem Perairan/Akuatik
Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar terdiri dari air. Komponen tersebut diantaranya
Danau, adalah suatu cekungan besar yang ada di permukaan bumi dan tergenangi oleh air. Danau ini bisa asin ataupun tawar tergantung lokasi masing-masing misalnya dekat dengan laut maka kemungkinan airnya asin.
Sungai adalah suatu aliran air dengan debit besar dan akan terus mengalir atau bermuara dari hulu ke hilir.
Rawa, adalah suatu lokasi tanah yang tercampur air sehingga menjadi lumpur yang lembek di dalam rawa ini terdapat sejumlah ekosistem di dalamnya. Rawa ini terbentuk secara alami jadi tidak dibuat oleh manusia melainkan kondisi alam yang bisa menciptakan rawa.

3. Komponen Ekosistem
Komponen biotik merupakan suatu komponen yang tersusun dari sejumlah makhluk hidup maupun organisme. Di mana, organisme ini beragam mulai ukuran kecil hingga besar. Komponen biotik terdiri dari beberapa macam berikut ini :
  • Produsen, yaitu makhluk hidup atau organisme yang dapat memproduksi makanan sendiri melalui fotosintesis, yang termasuk dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau, maupun tumbuhan – tumbuhan lainnya yang memiliki klorofil.
  • Konsumen, merupakan suatu organisme yang tidak mampu menghasilkan suatu zat sendiri namun bisa mengggunakan zat makanan yang diciptakan oleh organisme lain.
  • Pengurai, yaitu organisme yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang mati maupun sisa pencernaan.
  • Detivritor, yaitu makhluk hidup yang menghancurkan bahan organik dari sisa makhluk hidup yang telah mati.

Komponen abiotik, yaitu komponen yang terdiri dari makhluk tak hidup dalam suatu ekosistem. Komponen abiotik sangat menentukan dari jenis makhluk hidup dan yang menghuni suatu lingkungan. Komponen abiotik banyak sekali ragamnya, antara lain tanah, air, udara, suhu dan lain sebagainya.

B. Hubungan antar Makhluk Hidup
Untuk kelangsungan hidupnya, setiap makhluk hidup memiliki hubungan tertentu dengan makhluk hidup lain dan dengan lingkungannya. Bahkan, baik buruknya lingkungan dapat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup makhluk hidup yang ada. 
a. Simbiosis
Menurut KBBI, Simbiosis adalah keadaan hidup bersama secara erat antara dua organisme (makhluk hidup) yang berbeda.
Simbiosis merupakan suatu hubungan timbal balik diantara 2 makhluk hidup yang saling berdampingan atau berinteraksi. Secara terpisah, pengertian simbiosis merupakan suatu pola interaksi yang erat serta khusus antara dua pihak yang berlawanan jenis. Simbiosis adalah pola interaksi yang erat diantara dua organisme yang berlainan jenis, sedangkan simbion merupakan sebutan bagi makhluk hidup yang melakukan simbiosis.
b.Jenis Simbiosis
Simbiosis ada tiga yaitu Mutualisme, Komensalisme, dan Parasitisme.
Untuk mempermudah memahami jenis simbiosis ini, perhatikan tabel berikut!
Simbiosis Komensalisme
Secara umum Pengertian Simbiosis Komensalisme merupakan suatu pola interaksi yang erat serta khusus diantara dua makhluk hidup yang berbeda jenis yang salah satu pihak itu di untungkan serta pihak yang lainnya tidak di rugikan serta tidak diuntungkan. 
Simbiosis Parasitisme
Berbeda dengan Simbosis Komensialisme dikarenakan Secara umum Pengertian Simbiosis Parasitisme adalah suatu pola interaksi yang erat serta khusus diantara 2 makhluk hidup yang berlainan jenis yang 1 mendapat keuntungan dan yang 1 nya lagi mendapatkan kerugian.
Simbosis Mutualisme
Secara Umum, Pengertian Simbiosis Mutualisme merupakan suatu interaksi yang erat serta khusus diantara 2 makhluk hidup yang berbeda jenis namun tetapi akan saling menguntungkan bagi kedua pihak.

c. Contoh Simbiosis
Contoh-Contoh Simbiosis Komensalisme
Berikut ini merupakan beberapa contoh simbiosis komensalisme baik pada hewan maupun dengan tumbuhan :
1. Contoh Simbiosis Komensalisme Udang dan Mentimun Laut
Udang mendapatkan suatu keuntungan dengan menunggangi hewan yang cepat dan jugabesar misalnya mentimun laut untuk dapat mengambil sisa-sisa makanan.
Mentimun laut tersebut tidak dirugikan atau diuntungkan mengenai keberadaan si udang.
2. Contoh Simbiosis Komensalisme Tumbuhan Paku dan Tanaman Jati
Tumbuhan paku mendapatkan suatu keuntungan dengan hidup epifit (menempel) pada tanaman jati
Sedangkan pada tumbuhan jati tidak akan berpengaruh apapun, baik itu diuntungkan ataupun juga dirugikan.

Contoh-Contoh Simbiosis Parasitisme
1. Contoh Simbiosis Parasitisme Kutu dan Hewan ia tinggal
Kutu akan menghisap dari hewan yang ia tempati untuk tinggal. Sedangkan bagi hewan tersebut akan mendapatkan kerugikan disebabkan karena tubuhnya merasa gatal.
2. Contoh Simbiosis Parasitisme Cacing Tambang dan Manusia
Cacing tambang hidup didalam usus manusia itu berbeda, cacing tambang akan sangat merugikan disebabkan karena cacing tambang akan menyebabkan penyakit. Cacing tambang akan menyerap darah manusia ialah sebagai makanan. Sedangkan manusia dirugikan disebabkan karena kekurangan darah.

Contoh-Contoh Simbiosis Mutuliasme Pada Hewan dan Tumbuhan
1. Contoh Simbiosis Mutualisme antara Bunga dan Lebah
Hubungan bunga dan lebah , yangmana lebah akan memperoleh makanan yang berasal dari bunga berupa sari bunga. 
Bunga pun akan dibantu oleh lebah tersebut dalam proses penyerbukan 
2. Contoh Simbiosis Mutualisme antara Ikan Badut dan Anemon Laut
Ikan badut akan dapat bersembunyi di anemon laut apabila pemangsa datang serta tidak hanya itu ikan badut akan juga mendapatkan makanan berupa suatu parasit pada anemon laut.
Hal yang sama juga akan dirasakan oleh anemon laut, disebabkan karenaa anemon laut juga dilindungi oleh ikan badut , saling melindungi dari pemangsa serta parasit yang mengganggu anemon laut akan dimakan oleh ikan badut tersebut.

C.      Peristiwa Hubungan Makhluk Hidup
a.         Rantai Makanan
Rantai makanan adalah serangkaian proses makan dan dimakan antar makhluk hidup berdasarkan urutan tertentu dengan ada yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer untuk kelangsungan hidupnya.
Produsen yaitu makhluk hidup yang berperan sebagai pembuat makanan sendiri. Maka dari itu produsen tidak memakan makhluk lain. Tetapi dimakan oleh makhluk lainnya. Produsen juga merupakan makhluk hidup yang dapat membuat zat organik dari zat anorganik. Biasanya produsen membuat makanannya melalui proses fotosintesis. Contoh produsen diantaranya : tumbuhan hijau, alga, dan juga lemut.
Konsumen yaitu makhluk hidup yang bergantung pada makhluk lain karena dia tidak bisa memproduksi makanan sendiri seperti produsen. Peran konsumen di dalam sebuah ekosistem biasanya adalah hewan.
Konsumen memiliki beberapa tingkatan:
Konsumen primer, konsumen I merupakan pemakan produsen atau tumbuhan dan biasanya disebut dengan konsumen herbivora. Contohnya seperti sapi, kelinci, kerbau dan lain lain.
Konsumen sekunder, konsumen ini merupakan pemakan konsumen pertama dan biasa disebut dengan konsumen karnivora.
Konsumen tersier, konsumen ini pemakan konsumen kedua. Dan seterusnya hingga konsumen yang terakhir yang disebut dengan konsumen puncak. Biasanya konsumen puncak merupakan hewan yang tidak bisa dimakan oleh hewan lainnya. Contohnya singa, buaya, elang.
Dekomposer atau Pengurai
Pengurai adalah organisme terakhir dalam rantai makanan. Karena pengurai merupakan organisme yang mampu mengubah zat organik menjadi zat anogarnik. Pengurai mengurai bangkai atau tumbuhan yang sudah mati lalu mengembalikan nutrisinya ke dalam tanah yang akan digunakan tanaman untuk berfotosintesis. Dan di sinilah siklus dari rantai makanan dimulai lagi. Contoh pengurai yaitu jamur dan bakteri pengurai.

Ada 3 tipe rantai makanan :
Rantai Perumput
Tipe ini merupakan rantai makanan yang mata rantainya berawal dari produsen atau tumbuhan. Maka urutannya adalah tumbuhan sebagai tingkat I lalu hewan herbivora sebagai tingkat 2 lalu dilanjutkan dengan hewan karnivora sebagai tingkat III dan seterusnya. Contohnya : Rumput – Tikus – Ular – Elang

Rantai Parasit
Tipe ini adalah tipe yang mana organisme yang kecil yang memakan organisme besar. Contohnya  : Kerbau –  Kutu – Burung Jalak – Elang

Rantai Detritus
Tipe ini, mata rantai nya berawal dari organisme pengurai. Yang mana hancuran dari bahan bahan yang telah terurai kemudian dimakan oleh cacing, rayap dan lainnya. Contohnya : Sampah Kayu – Rayap – Ayam – Ular

Contoh Rantai Makanan yang ada di darat :
Padi – Tikus – Ular – Elang – Pengurai Padi, yaitu sebagai produsen penghasil makanan untuk organisme lain. Padi menghasilkan biji beras. Tikus, yaitu sebagai konsumen primer karena tikus merupakan hewan yang memakan tumbuhan atau yang disebut dengan herbivora. Tikus memakan padi untuk kelangsungan hidupnya. Ular, yaitu konsumen sekunder karena ular merupakan pemakan hewan lainnya atau karnivora. Dan ular memakan tikus sebagai sumber energinya. Elang, yaitu konsumen puncak. Elang memakan ular untuk kelangsungan hidupnya. Pengurai, perannya yaitu mengurai Elang agar zat zat dan nutrisi nya dapat di serap kembali oleh tanah dan agar dapat diserap oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.
Contoh Rantai Makanan yang ada di air :
Phytoplankton – Ikan Kecil – Anjing Laut – Hiu – Dekomposer Phytoplankton, yaitu sebagai produsen karena ia dapat membentuk cadangan makanan yang disebut amylum melalui proses fotosintesis. Ikan kecil, yaitu sebagai Konsumen primer karena ikan kecil memakan phytoplankton agar dapat bertahan hidup. Anjing laut, yaitu sebagai konsumen sekunder karena anjing laut memakan ikan kecil, dan mengubahnya menjadi energi untuk kelangsungan hidupnya. Hiu, yaitu sebagai konsumen puncak karena hiu memakan anjing laut agar dapat bertahan hidup Dekomposer, perannya mengurai hiu pada saat mati. Agar nutrisi nya dapat di serap tanah dimana tanaman laut hidup.
b.         Jaring-jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung yang tumpang tindih dalam suatu ekosistem.
c.         Piramida Makanan
Piramida makanan adalah sebuah gambaran menampilkan informasi tentang pengelompokan ekosistem yang membandingkan komposisi dan jumlah biomassa. Komposisi dan jumlah biomassa tersebut dikelompokkan dari mulai produsen, konsumen I, konsumen II, dan konsumen III.
Pada sebuah ekosistem yang normal, produsen mempunyai jumlah terbanyak pada sebuah ekosistem. Selanjutnya jumlah konsumen tingkat I lebih banyak dari jumlah konsumen tingkat II. Jumlah konsumen tingkat II lebih banyak dari konsumen tingkat II, dan seterusnya.
Contoh Piramida Makanan pada ekosistem darat.
Pada ekosistem darat, piramida makanan tidak hanya diisi oleh hewan saja. Akan tetapi, tumbuhan juga menjadi salah satu bagian penting dari piramida makanan ekosistem darat. Berikut ini rincian piramida makanan untuk ekosistem darat.
Produsen pada piramida makanan ekosistem darat dihuni oleh berbagai tumbuhan seperti rerumputan dan tumbuhan yang daunnya dikonsumsi oleh sebagian besar populasi binatang di daratan.
Konsumen I ekosistem darat contohnya adalah serangga dan tikus yang memakan tumbuhan dan sejenisnya.
Konsumen II diisi oleh katak, ayam dan hewan sejenisnya yang mengkonsumsi serangga dan belalang.
Konsumen III pada piramida makanan ekosistem darat adalah burung elang, ular, dan hewan lain pemangsa ayam dan hewan sejenisnya.

Jenis-jenis Piramida Makanan
1. Piramida Energi
Piramida energi berfungsi menghitung aliran energi pada ekosistem tertentu dengan satuan (kal/m²/th).
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa adalah piramida makanan yang memadukan massa dari seluruh organisme pada suatu lingkungan tertentu. Setelah itu, berat setiap organisme diukur dalam satuan gram. Berat tersebut diambil dari satuan berat rata-rata organisme dengan menggunakan rumus perkiraan yang sudah ditentukan.
3. Piramida Populasi
Piramida populasi berisi informasi tentang jumlah populasi untuk sebuah ekosistem secara umum. Piramida populasi biasanya dibagi menjadi organisme yang menjadi mangsa dan organisme yang menjadi pemangsa. Keseimbangan jumlah organisme yang sesuai adalah jumlah mangsa harus lebih banyak dari jumlah pemangsa.

D.       Pengaruh Perubahan Lingkungan terhadap Makhluk Hidup
Lingkungan di bumi ini akan selalu mengalami perubahan. Perubahan itu bisa disebabkan manusia, bisa disebabkan oleh alam. Diantaranya:
Faktor Manusia
1.      Pencemaran
Pencemaran lingkungan adalah masuknya zat atau energi lain ke dalam air, udara, dan tanah. Pencemeran ini juga dapat diartikan sebagai adanaya perubahan suatu kondisi komposisi pada media yang tercemar. Misalnya saja tanah, air, dan udara yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti proses alam, manusia, dan yang lainnya.
Hal tersebut mengakibatkan adanya penurunan kualitas media yang tercemar sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
Suatu zat dikatakan sebagai polutan apabila :
·         Jumlahnya melebihi jumlah normal.
·         Berada pada tempat yang tidak tepat.
·         Berada pada waktu yang tidak tepat.
a. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah kerusakan yang terjadi pada air sehingga melewati batas normal pada umumnya. Air yang tercemar disebabkan oleh adanya sebuah zat kimia atau polutan yang masuk ke dalam air. Polutan ini diantaranya adalah sebagai berikut :
Limbah Industri, yaitu limbah yang mengandung sebuah logam berat seperti raksa, timbal, dan yang lainnya. Biasanya limbah ini dialirkan ke sungai. Logam tersebut sangat berbahaya jika masuk de dalam tubuh manusia karena dapat menimbulkan penyakit kanker.
Limbah Rumah Tangga, limbah rumah tangga sering kita temukan adalah limbah deterjen dan limbah sampah. Limbah ini dapat mengakibatkan penurunan oksigen di perairan sehingga dapat mengancam populasi makhluk hidup yang hidup di air.
Limbah Pertanian, limbah pertanian yang sering kita temukan adalah limbah pupuk atau insektisida. Limbah ini sangat berbahaya untuk kesehatan manusia juga pada organisme yang lainnya. Hal ini juga akan mengakibatkan kematian pada organisme yang hidup di dalam air.
b. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah yang sering kita temukan adalah sampah. Sampah merupakan salah satu penyebab tanah bisa tercemar. Pencemaran tanah bisa disebabkan oleh pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Selain itu pencemaran tanah bisa disebabkan oleh kebocoran limbah cair dari industri serta tumpahan minyak, zat kimia, dan limbah yang lainnya. Jika tanah sudah tercemar oleh suatu polutan, maka polutan tersebut akan mengendap ke dalam tanah sebagai zat yang sangat beracun yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Polutan bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yakni sebagai berikut :
Polutan dapat diuraikan oleh proses alam, contohnya : kayu, atau bahan sisa makanan serta sampah-sampah dedaunan.
Polutan yang tidak dapat diuraikan oleh proses alam, contohnya : logam, plastik, kaleng, dan lain sebagainya.
c. Pencemaran Udara
Pencemaran udara biasanya terjadi disebabkan oleh pembakaran hutan yang dilakukan secara ilegal dan asap dari kendaraan ataupun pabrik. Beberapa jenis polutan yang sering mencemari udara, diantaranya adalah sebagai berikut ini.
Karbon Monoksida (CO), Gas CO adalah hasil pembakaran yang tidak sempurna oleh mesin kendaraan bermotor. Jika gas ini terhirup oleh manusia maka akan ikut beredar pada darah manusia sehingga akan mengakibatkan kepala menjadi pusing dan bahkan bisa menyebabkan gangguan pada saraf.
Karbon Dioksida (CO2), Gas CO2 adalah gas yang dihasilkan dari proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan organik dan pelabukan dari batuan. Bila gas ini di atmosfer jumlahnya meningkat, maka akan menyebabkan peningkatan suhu pada bumi.
Senyawa Nitrogen, Gas nitrogen ini sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup sebagai bahan untuk membangun protein. Jika gas ini bereaksi dengan air maka akan membentuk sebuah senyawa asam.
Senyawa Belerang, Gas sulfur dioksida ini berasal dari pabrik yang menggunakan belerang dan hasil dari pembakaran fosil. Gas ini jika bereaksi dengan air akan membentuk senyawa asam. Bila senyawa ini turun bersamaan dengan hujan, maka akan terjadilah hujan asam.
Klorofluorokarbon (CFC), CFC sering kali digunakan untuk bahan pendingin pada AC dan kulkas. Selain itu, CFC juga digunakan untuk alat penyemprot rambut dan juga alat penyemprot nyamuk. CFC sangat berbahaya sekali karena bisa merusak lapisan ozon pada atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi dari radiasi sinar ultraviolet akan berkurang.
Penyebab Pencemaran Air dan Tanah :
·         Erosi dan curah hujan yang sangat tinggi.
·         Sampah buangan manusia dari rumah atau pemukiman penduduk.
·         Zat kimia yang berasal dari industri, rumah penduduk, dan sebagainya.

Dampak Pencemaran Lingkungan
Berikut ini adalah dampak dari pencemaran lingkungan.
a. Punahnya Spesies
Polutan sangat berbahaya untuk biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan dan tidak sedikit yang mati karenanya. Berbagai spesies hewan mempunyai kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka dan ada pula yang tahan terhadap polutan tersebut.
b. Peledakan Hama
Penggunaan insektisida bisa pula membunuh predator pada rantai makanan tertentu. Karena predator punah, maka serangga akan berkembang dengan pesat tanpa terkendali.
c. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya spesies tertentu bisa merubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Akibatnya, keseimbangan lingkungan akan menjadi terganggu dan tidak stabil.
d. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida bisa mematikan fauna tanah. Hal ini dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun. Selain itu menggunakan pupuk secara berlebihan dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini juga bisa menurunkan kesuburan pada tanah.
Untuk mengatasi hal tersebut maka hendaknya dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang, sistem penanaman selang-seling (tumpang sari), dan rotasi tanaman.
e. Terbentuk Lubang Ozon
Terbentuknya lubang ozon ini merupakan salah satu permasalahan dari pemanasan global. Hal ini disebabkan oleh bahan pencemar yang bisa merusak lapisan ozon seperti CFC.
f. Efek Rumah Kaca
Permasalahan global lainnya adalah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran akan meningkatkan kadar CO2 pada atmosfer bumi. Hal ini menyebabkan suhu bumi akan meningkat.

Berikut ini ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
1.      Menempatkan daerah industri atau pabrik-pabrik besar jauh dari daerah pemukiman penduduk.
2.      Pembuangan limbah industri harus diatur sehingga tidak lagi mencemari lingkungan.
3.      Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis peptisida dan zat kimia yang lainnya yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
4.      Memperluas gerakan penghijauan dan reboisasi hutan yang gundul.
5.      Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6.      Membuang sampah pada tempatnya.
7.      Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang arti lingkungan hidup.
8.      Penggunaan bahan yang ramah terhadap lingkungan.

2.      Penebangan dan Pembakaran Hutan
Manusia  melakukan  penebangan  dan  pembakaran  hutan secara liar demi membuka lahan pertanian dan  pemukiman. Penebangan hutan juga dilakukan untuk  mengambil  kayu  sebagai  bahan  pembuatan  perlengkapan rumah tangga. Kegiatan tersebut tentu  saja  membuat  hutan  menjadi  gundul.  Populasi  beberapa tumbuhan berkurang bahkan punah. Hewanhewan hutan kehilangan tempat tinggal.
3.      Penggunaan Bahan-bahan Kimia dan Pestisida secara Berlebihan
Salah satu contoh penggunaan bahan kimia adalah  penggunaan  detergen  sebagai  bahan  pembersih.  Detergen menghasilkan busa yang dapat mencemari  lingkungan. Busa detergen akan menutupi permukaan  perairan  sehingga  sinar  matahari  tidak  dapat  menembus perairan. Proses fotosintesis tumbuhan air  menjadi terganggu. Akibatnya tumbuhan kekurangan  makanan  dan  akhirnya  mati.  Contoh  lainnya  adalah  penggunaan  pestisida  yang  berlebihan  untuk  memberantas hama tanaman. Penggunaan pestisida  berlebihan  dapat  membunuh  hewan  lain  yang  lebih  menguntungkan.
4.      Eksploitasi Sumber Daya Laut
Eksploitasi  sumber  daya  laut  umumnya  berupa  penangkapan  ikan  secara  tidak  bertanggung  jawab.  Misal  dengan  menggunakan  bom  atau  racun.  Penggunaan bom dan racun selain mematikan ikanikan kecil, juga akan merusak terumbu karang.
5.      Perburuan Liar
Perburuan liar terhadap hewan dan tumbuhan dapat  mengakibatkan  kelangkaan  hewan  dan  tumbuhan  tersebut.  Jika  tidak  dihentikan,  perburuan  liar  dapat  mengakibatkan kepunahan. Akibatnya, keseimbangan  ekosistem menjadi terganggu.
6.      Perusakan Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan rumah bagi hewan-hewan  laut.  Warnanya  yang  indah  membuat  sebagian  masyarakat   mengambilnya  untuk  dijadikan  hiasan.  Pengambilan  ini  tentu  mengancam  keberadaan  terumbu  karang.  Akibatnya,  ikan-ikan  kehilangan  tempat tinggal. Ekosistem laut menjadi terganggu. Jika  dibiarkan, lambat laun ikan-ikan akan punah.
7.      Pembangunan Rumah dan Jalan
Adanya pembangunan baru di beberapa wilayah yang kurang strategis tentunya akan memberikan dampak bagi lingkungan. Dimana lahan yang seharusnya dapat digunakan untuk menanam kebutuhan papan menjadi hilang. Hal ini menyebabkan lahan tersebut menjadi tidak produktif. Sedangkan pembangunan jalan yang tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan juga akan memberikan dampak pada lingkungan.
Jika pembangunan jalan tidak memikirkan sistem drainase air, maka akan memberikan kerugian besar seperti dapat menyebabkan banjir dan memudahkan jalanan yang dibangun tersebut cepat rusak. Selain itu, pembangunan jalan yang tidak disertai penghijauan disekitarnya akan menyebabkan polusi udara yang parah dan membuat masyarakat menjadi tidak nyaman.
8.      Penerapan Intensifikasi Pertanian
Dalam usaha pertanian, beberapa dari mereka menerapkan sistem intensifikasi untuk meningkatkan hasil produksi. Akan tetapi cara tersebut akan memberikan kerugian bagi lingkungan dan menyebabkan kerusakan. Contohnya disini adalah penggunaan pestisida yang sembarangan akan menyebabkan pencemaran udara, selain itu sistem penanaman yang hanya menanamkan satu jenis tumbuhan dalam 1 wilayah akan mengurangi keanekaragaman hayati, selain itu juga dapat mengurangi keseimbangan ekosistem disekitarnya. Apabila ekosistem tidak stabil, maka tidak heran apabila terjadi serangan hama secara besar besaran.

2.    Faktor Alam
Faktor alam juga memiliki pengaruh yang besar dalam perubahan suatu lingkungan tempat tinggal. Faktor alam yang dimaksudkan disini adalah karena pengaruh dari bencana alam seperti:
a. Banjir
Bencana alam banjir dapat terjadi apabila sistem drainase suatu daerah tidak bekerja dengan baik, selain itu juga dapat disebabkan oleh penumpukan sampah yang ada di sungai. Banjir memang bencana yang tidak dapat diperdiksi kapan terjadinya, akan tetapi bencana ini memberikan dampak bagi lingkungan yang terkena. Beberapa dampak banjir bagi lingkungan tempat tinggal diantaranya:
·         Mudah terserang penyakit
·         Kebutuhan sandang, pangan dan papan tidak terpenuhi
·         Jika terdapat sekolah yang terkena, maka pembelajaran akan terganggu
·         Udara menjadi tidak sedap
·         Lingkungan menjadi kumuh dan sumber penyakit 

b. Gempa Bumi
Gempa bumi juga dapat menyababkan kondisi lingkungan menjadi tidak stabil, terutama adalah bagian dalam bumi. Gempa dapat menyebabkan terjadinya pergeseran pada lempeng bumi, hal ini akan memberikan pengaruh pada sesuatu yang berada diatasnya. Contohnya disini adalah bangunan menjadi roboh, pohon pohon menjadi miring, adanya retakan pada bangunan atau jalanan.
Dampak dari gempa bumi sendiri tergantung dari skala gempa yang terjadi, dimana semakin besar skalanya maka dampak yang diberikan juga semakin buruk. Contohnya disini adalah gempa bumi yang terjadi di Aceh beberapa tahun silam yang hampir meratakan seluruh daratan di wilayah tersebut. Akibatnya lingkungan menjadi tidak terkendali dan harus melakukan pembangunan dari awal.
c. Letusan Gunung Api
Peristiwa meletusnya gunung berapi secara geografi dapat diprediksi, akan tetapi kondisi suatu gunung berapi yang tidak stabil terkadang membuat menjadi tidak siaga. Adanya letusan gunung berapi tentunya memberikan dampak positif dan negatif bagi lingkungan disekitarnya.

Dampak positifnya adalah wilayah yang terlewati oleh abu vulkanik menjadi subur, sedangkan material yang dikeluarkan dapat dijadikan sebagai tambang. Sedangkan dampak negatifnya adalah pemukiman warga menjadi rusak dan ekosistem di wilayah tersebut menjadi tidak stabil, hal tersebut dapat membuat makhluk hidup yang berada di wilayah tersebut menjadi punah. Contoh letusan gunung berapi yang memberikan dampak bagi perubahan lingkungan salah satunya adalah suksesi Gunung Krakatau pada 150 tahun silam yang membuat beberapa wilayah tenggelam dan menimbulkan wilayah baru.