Selasa, 16 April 2013

Sunnatulloh itu Hukum Sebab Akibat

Jika ada sesuatu hal yang terjadi maka itu adalah sebagai akibat dari suatu sebab sebelumnya. Sebaliknya, peristiwa tersebut juga bisa mengakibatkan akibat berikutnya. Itulah hukum sebab akibat yang tiada hentinya, berputar terus dalam kehidupan atau dalam istilah Jawa Kuno disebut Cokro Manggilingan. Hukum sebab akibat ini merupakan salah satu dari sekian banyak hukum alam yang sudah ditakdirkan Tuhan.

Hukum - hukum alam ini sepertinya 'pasti' dan mempunyai pola kejadian yang bisa diamati, dititeni kata orang Jawa. Tidak berbeda jauh dengan adanya fenomena matahari selalu nampak terbit dari arah timur (walaupun sebenarnya bumilah yang berotasi ke arah timur). "QS 36. Yaasiin : 38. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui."

Pun demikian dengan perbuatan baik dan jahat, yang dalam terminologi agama disebut dengan dosa dan pahala. Itupun tak luput dari ketetapanNya atau sunahNya di alam semesta ini yaitu hukum sebab akibat, baik dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan nanti setelah kematian. Itu adalah hukum alam-Nya. Suatu perbuatan baik akan mengakibatkan kebaikan bagi si pelaku dan sebaliknya perbuatan jahat akan mengakibatkan kejelekan bagi si pelaku. Pepatah Melayu mengatakan : Siapa menabur angin akan menuai badai. Orang Jawa mengatakan : Becik ketitik olo ketoro, artinya baik akan kelihatan hasilnya dan jahat juga akan kelihatan dari hasilnya.


Karena dosa pahala adalah memang sudah sunah-Nya atau ketetapanNya yang berarti juga sudah menjadi hukum alam semesta maka tidak perduli orang percaya atau tidak percaya, pasti hukum tersebut akan berlaku bagi siapapun.

Namun yang perlu digaris bawahi adalah, dari segala hukum alam-Nya maka Tuhan berada di atas semua itu. Tuhan sendiri tiadalah tunduk di bawah hukum yang diciptakan-Nya. Tuhan mengatasi hukum ciptaan-Nya. Karena itu Tuhan juga berkuasa 'menyimpangkan' hukum sebab akibat tersebut karena kekuasann dan kasih (welas asih)-Nya.

Contohnya, walaupun keadaan cuaca mendung tebal yang secara 'kebiasaan alam' akan hujan lebat, namun jika Tuhan berkehendak lain - misalnya demi mengabulkan doa hambaNya yang untuk sementara waktu minta tidak diturunkan hujan dulu karena ada hal yang mendesak, maka adalah hak-Nya untuk tidak menurunkan mendung tersebut menjadi hujan lebat. Atau sebaliknya, walau cuaca lagi kering kemarau, namun karena mengabulkan doa hambaNya yang lagi  minta hujan, maka sangat mudah bagi-Nya untuk tiba-tiba menurunkan hujan lebat.

Kembali kepada soal dosa pahala sebagai sebagian hukum sebab akibat tersebut. Jika si hamba yang merasa terlanjur berbuat kejahatan (dosa) kemudian mohon ampunan kepada-Nya dan bertobat dengan sungguh-sungguh maka Tuhan sangat berkuasa untuk mengampuni si hamba tersebut. Karena Tuhan adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Menyayangi, Al Ghofur Ar Rohiim. Dan jika sudah diampuni oleh-Nya maka tentu saja segala akibat dari perbuatan dosa / kejahatan tersebut (ancaman siksa) akan 'disimpangkan' atau dihapus oleh-Nya. Sekali lagi karena Dia Maha Mengampuni kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Wallahu a'lam

--00OO( ^_^ )OO00--
HUKUM SEBAB AKIBAT

Hukum sebab akibat ini kurang lebih bermakna segala sesuatu yang terjadi pasti disebabkan oleh suatu hal. Kalau kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita, berarti, apa yang sedang kita alami sekarang, merupakan hasil dari apa yang telah kita lakukan di waktu lampau, begitupun, apa yang sedang kita lakukan sekarang ini, tentu akan mempengaruhi apa yang akan kita alami dimasa yang akan datang.
Hukum sebab akibat memang kelihatannya merupakan hukum alam yang sangat sederhana. Namun dibalik kesederhanaannya itu, tahukah sahabat semua, jika kita ‘melanggar’ hukum sebab akibat, kita akan merasakan kepahitan dan kekecewaan yang luar biasa? Yang saya maksud dengan melanggar dalam hal in adalah mengabaikan atau tidak mempedulikan.
Hukum sebab akibat sebenarnya bisa kita jadikan sebagai pedoman, dalam kita melangkah meraih kesuksesan hidup kita masing-masing. Sederhananya begini, jika kita menginginkan sebuah kesuksesan, mulailah berhitung berapa banyak tindakan atau langkah yang kita ambil setiap hari yang mengarah pada pencapaian kesuksesan tersebut, karena jelas, berdasarkan hukum sebab akibat, ini akan sangat mempengaruhi cepat lambatnya atau besar kecilnya kesuksesan yang akan kita raih.
Namun dalam memahami hukum sebab akibat sebagai pedoman kita dalam meraih kesuksesan hidup, perlulah kiranya kita sadari bahwa ada selang waktu antara sebab dan akibat, selang waktu ini biasanya di sebut sebagai proses. Kita terkadang lupa akan adanya proses ini atau terkadang kita tidak bersabar untuk melewati proses ini, sehingga ketika masalah datang mencoba menghalangi langkah kita, motivasi kita untuk meraih kesuksesan hidup menjadi berkurang, kita kemudian merasa khawatir atau bahkan putus asa. Kita tidak sadar bahwa sebenarnya masalah yang sedang kita hadapi itu, merupakan bagian dari proses dalam meraih kesuksesan hidup.
Ingat dan renungkanlah sahabat, bahwa untuk meraih kesuksesan hidup tidaklah semudah ketika kita membicarakannya, di situ akan ada perjuangan, pengorbanan, kepahitan, kesedihan, tetesan air mata… Namun sahabat juga harus memiliki harapan baik bahwa kesuksesan hidup bukanlah hal yang mustahil untuk diraih asalkan kita memantaskan diri kita untuk itu.
Dan percayalah, ketika kesuksesan hidup sudah kita raih, ‘luka-luka’ yang pernah kita alami selama proses untuk mencapai kesuksesan hidup itu akan hilang. Bahkan ‘luka-luka’ dan proses itu akan menjadi kenangan manis, yang mungkin akan membuat kita tersenyum ketika kita mengingatnya, dan yang juga akan menyempurnakan kebahagiaan dari kesuksesan hidup yang sudah dalam genggaman.
Jadi …
Berfokuslah, arahkan tindakan, langkah dan energi kita pada kesuksesan hidup yang ingin kita raih, jangan pernah takut dengan proses yang akan kita jalani, hadapilah setiap masalah, berlakulah seperti seorang prajurit yang gagah berani yang siap maju ke medan pertempuran, dan ketika kita terjatuh, katakan pada diri kita “sahabatku ini adalah hal yang biasa”.
Satu hal lagi, janganlah pernah kita melupakan Tuhan dalam setiap usaha kita, berdoalah, mintalah petunjuk dan persetujuan Dia Yang Maha Mengetahui.
Ketika kita sudah membentuk ‘sebab’ seperti diatas, tentulah sudah dapat kita perkirakan ‘akibat’ apa yang akan kita terima nantinya, dengan kata lain, kita sudah dapat memperkirakan kesuksesan hidup seperti apa yang akan kita raih.
Sumber :
http://tiknan.blogspot.com/2012/11/dosa-pahala-hukum-sebab-akibat.html
http://www.yhs.net/hukum-sebab-akibat/