Sabtu, 18 Januari 2014

Ciri Seorang Mukmin


Apa sajakah ciri seorang mukmin? Di antaranya adalah ketika disebut nama Allah bergetar hati mereka, ketika dibacakan ayat Allah bertambah iman mereka dan mereka pun tawakkal pada Allah.
Allah ta’ala berfirman ,
 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2)
az-Zajaj mengatakan, “Maksudnya, apabila disebutkan tentang kebesaran dan kekuasaan-Nya dan ancaman hukuman yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya maka hati mereka pun merasa takut.” (lihat Zaadul Masir, hal. 540)
‘Umair bin Habib radhiyallahu’anhu berkata, “Iman mengalami penambahan dan pengurangan.” Ada yang bertanya, “Dengan apa penambahannya?” Beliau menjawab, “Apabila kita mengingat Allah ‘azza wa jalla dan memuji-Nya maka itulah penambahannya. Apabila kita lupa dan lalai maka itulah pengurangannya.” (lihat Tafsir al-Baghawi, hal. 511)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma berkata, “Orang-orang munafik itu tidak pernah sedikit pun meresap dzikir kepada Allah ke dalam hatinya pada saat mereka melakukan amal-amal yang diwajibkan-Nya. Mereka sama sekali tidak mengimani ayat-ayat Allah. Mereka juga tidak bertawakal [kepada Allah]. Mereka tidak mengerjakan sholat apabila dalam keadaan tidak bersama orang. Mereka pun tidak menunaikan zakat dari harta-harta mereka. Oleh sebab itulah Allah mengabarkan bahwasanya mereka itu memang bukan termasuk golongan orang-orang yang beriman.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [4/11])
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud dari ungkapan ‘bergetarlah hati mereka’, kata beliau, “Yaitu mereka merasa takut kepada-Nya sehingga mereka pun melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [4/11])
Ketika menjelaskan makna dari ‘apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah imannya’ Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Di dalamnya terkandung dalil bahwasanya seringkali seorang lebih banyak mendapatkan faidah karena bacaan [al-Qur'an] oleh orang lain daripada bacaan oleh dirinya sendiri…” (lihat al-Qaul al-Mufid ‘ala Kitab at-Tauhid [2/30])
Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah menerangkan, bahwa dari ayat di atas bisa disimpulkan bahwa ciri-ciri orang beriman itu antara lain:
  1. Merasa takut kepada-Nya ketika mengingat-Nya, yang dengan sebab itulah maka dia akan melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya
  2. Bertambahnya keimanan mereka tatkala mendengar dibacakannya al-Qur’an
  3. Menyerahkan segala urusan dan bersandar kepada Allah semata (lihat al-Mulakhkhash fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 269)
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa salah satu ciri utama orang beriman adalah bertawakal kepada Allah saja. Hatinya tidak bergantung kepada selain-Nya. Karena hanya Allah saja yang menguasai segala manfaat dan madharat. Dan tawakal inilah yang menentukan kuat lemahnya iman seorang hamba. Semakin kuat tawakalnya, semakin kuat pula imannya (lihat al-Qaul as-Sadid fi Maqashid at-Tauhid, hal. 101)

Artikel Muslim.Or.Id

Untuk Apa Manusia Diciptakan?


Firman Allah Ta’ala:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
“Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat: 56 )

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): “Beribadalah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut.” (QS. An – Nahl: 36)
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al – Isra’: 23-24).

“Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu MEMPERSEKUTUKAN sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” ( QS. Al An’am: 151-153)

Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata: “Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah Ta’ala : “Katakanlah ( Muhammad ) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, dan “Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain.”

Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu berkata:
كُنْتُ رَدِيْفَ النَّبِيِّ عَلَى حِمَارٍ، فَقَالَ لِيْ: يَا مُعَاذُ، أَتَدْرِيْ مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَفَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوْا
“Aku pernah diboncengkan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku: “wahai Muadz, tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya, dan apa hak hamba-hamba-Nya yang pasti dipenuhi oleh Allah? Aku menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda: “Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya ialah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang-orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya: “ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang? beliau menjawab: “Jangan engkau lakukan itu, karena khawatir mereka nanti bersikap pasrah.” (HR. Bukhari, Muslim)

Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini:
  1. Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah Ta’ala (adalah untuk beribadah hanya kepada-Nya).
  2. Ibadah adalah hakekat (tauhid), sebab pertentangan yang terjadi antara Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dengan kaumnya adalah dalam masalah tauhid ini.
  3. Barangsiapa yang belum merealisasikan tauhid ini dalam hidupnya, maka ia belum beribadah (menghamba) kepada Allah Ta’ala. inilah sebenarnya makna firman Allah:“Dan sekali-kali kamu sekalian bukanlah penyembah (Tuhan) yang aku sembah.” (QS. Al Kafirun: 3)
  4. Hikmah diutusnya para Rasul [adalah untuk menyeru kepada tauhid, dan melarang kemusyrikan].
  5. Misi diutusnya para Rasul itu untuk seluruh umat.
  6. Ajaran para Nabi adalah satu, yaitu tauhid [mengesakan Allah Ta'ala saja].
  7. Masalah yang sangat penting adalah: bahwa ibadah kepada Allah Ta’ala tidak akan terealisasi dengan benar kecuali dengan adanya pengingkaran terhadap thaghut (semua yang disembah selain Allah). Dan inilah maksud dari firman Allah Ta’ala :“Barang siapa yang mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar-benar telah berpegang teguh kepada tali yang paling kuat.” (QS. Al Baqarah: 256)
  8. Pengertian thaghut bersifat umum, mencakup semua yang diagungkan selain Allah Ta’ala.
  9. Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al An’am menurut para ulama salaf penting kedudukannya, di dalamnya ada 10 pelajaran penting, yang pertama adalah larangan berbuat kemusyrikan. 
  10. Ayat-ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al Isra mengandung 18 masalah, dimulai dengan firman Allah: “Janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi terhina lagi tercela.” (QS. Al Isra’: 22). Dan diakhiri dengan firmanNya: “Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya)  dicampakkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari rahmat Allah).” (QS. Al Isra’: 39). Dan Allah mengingatkan kita pula tentang pentingnya masalah ini, dengan firman-Nya: “Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu.” (QS. Al Isra’: 39)
  11. Satu ayat yang terdapat dalam surat An–Nisa’, disebutkan di dalamnya 10 hak, yang pertama Allah memulainya dengan firman-Nya:“Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja), dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (QS. An Nisa’: 36 )
  12. Perlu diingat wasiat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di saat akhir hayat beliau. 
  13. Mengetahui hak-hak Allah yang wajib kita laksanakan.
  14. Mengetahui hak-hak hamba yang pasti akan dipenuhi oleh Allah apabila mereka melaksanakannya.
  15. Masalah ini tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat (terlebih lagi umat setelah sahabat, maka perlu untuk diingatkan).
  16. Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan untuk maslahat.
  17. Dianjurkan untuk menyampaikan berita yang menggembirakan kepada sesama muslim.
  18. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam merasa khawatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah.
  19. Jawaban orang yang ditanya (masalah agama), sedangkan dia tidak mengetahui adalah: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”
  20. Diperbolehkan memberikan ilmu kepada orang tertentu saja, tanpa yang lain (karena suatu maslahat).
  21. Kerendahan hati Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, sehingga beliau hanya naik keledai, serta mau memboncengkan salah seorang dari sahabatnya.
  22. Boleh memboncengkan seseorang di atas binatang, jika memang binatang itu kuat.
  23. Keutamaan Muadz bin Jabal radhiyallahu’anhu.
  24. Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat penting
Sumber : http://hadisku.com

ORANG YANG KUAT

Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,"Orang kuat bukanlah yang kuat dalam bergulat, namun orang yang mampu menguasai dirinya tatkala Marah.
(HR. Muttafaq 'Alaih)

Hal-Hal Penting dari Hadits:
(1). Hadits ini menunjukkan bahwa kekuatan hakiki itu bukanlah terletak pada kekuatan otot dan kekuatan badan. Namun kekuatan hakiki itu berupa kekuatan maknawi.

Jadi bukanlah seorang yang kuat itu adalah orang yang selalu menang dalam setiap pertarungan. Tetapi seorang yang mampu untuk menahan dan mengalahkan hawa nafsunya tatkala kemarahannya telah memuncak hingga ia tidak terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan, baik berupa perbuatan zhalim, perkataan2 yang diharamkan, seperti mencela, melaknat atau menuduh seorang berbuat zina dan lain-lain.

(2). Marah itu adalah sebuah tekanan yang berada di dalam diri seorang manusia. Maka jika tekanan tsb mendapat rangsangan, ia akan keluar dengan wujud keinginan untuk menyakiti dan menguasai.
Maka seorang yang kuat yaitu orang yang senantiasa dapat berjuang mengatasi rangsangan tsb hingga pupuslah keinginannya untuk menyakiti dan menguasai saudaranya.

(3). Adapun pengertian dari hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari (6116) dari hadits Abu Hurairah,
"Bahwa seorang laki-laki pernah berkata kepada Nabi SAW, 'wahai Rasulullah SAW berilah wasiat kepadaku!', maka beliau bersabda,"Janganlah engkau marah,"

Pengertiannya ada dua macam, yaitu:

Pertama, Rasulullah SAW berwasiat kepadanya agar mengerjakan beberapa hal yang dapat menjadi sebab baginya untuk berakhlak baik, seperti: memaafkan, tidak tergesa-gesa, malu, tidak menyakiti seorang, berlaku lemah lembut, berdamai, menahan amarah dan sebagainya. Karena sesungguhnya jiwa itu, jika telah dihiasi dengan akhlak-akhlak yang baik, maka hal itu akan menyebabkan mampunya seseorang untuk mengendalikan kemarahannya tatkala timbul sebab-sebabnya.

Kedua, Rasulullah SAW mewasiatkan agar seseorang tidak memperturutkan nafsu amarah itu, tetapi hendaknya ia berupaya untuk dapat menguasainya. Karena kemarahan itu apabila telah berhasil menguasai manusia, maka ia mengendalikan manusia; ia yang akan memerintah dan mencegah, karena itu Allah Ta'ala berfirman,"Dan tatkala amarah musa telah reda." (Qs. Al A'raaf[7]: 154).

(4). Adapun keutamaan untuk bersikap lemah lembut, maka hal itu telah disebutkan dalam beberapa ayat maupun hadits Rasulullah SAW, diantaranya: Firman Allah Ta'ala "Dan orang-orang yang menahan amarahnya."(Qs. Al Imran[3]: 134). Juga firman-Nya,"Dan apabila mereka marah mereka memberi maaf."(Qs. Asy-Syura[42]: 37).
Dan diriwayatkan oleh Abu Daud (4777) dan Tirmidzi (2021) yang mana beliau menilainya hasan dari hadits hadits Mua'dz bin anas dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,
"Barangsiapa yang menahan amarahnya sedang ia mampu untuk meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di kumpulan makhluk dan Allah akan memberinya keluasan untuk memilih bidadari yang ia senangi."

Jumat, 17 Januari 2014

Cara meraih cinta ....

Meraih cinta Allah

Banyak orang yang mengaku cinta kepada Allah subhanahu wata'ala, akan tetapi apakah Allah juga mencintai kita?
Dalam sahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إن الله إذا أحب عبدا دعا جبريل فقال إنى أحب فلانا فأحبه - قال - فيحبه جبريل ثم ينادى فى السماء فيقول إن الله يحب فلانا فأحبوه. فيحبه أهل السماء - قال - ثم يوضع له القبول فى الأرض. وإذا أبغض عبدا دعا جبريل فيقول إنى أبغض فلانا فأبغضه - قال - فيبغضه جبريل ثم ينادى فى أهل السماء إن الله يبغض فلانا فأبغضوه - قال - فيبغضونه ثم توضع له البغضاء فى الأرض " .
"Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku mencintai si Fulan maka cintailah ia. Lalu Jibril ikut mencintainya, kemudian berseru di langit: Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah ia. Lalu penduduk langit turut mencintainya, kemudian diturunkan rasa cinta kepadanya di bumi. Dan jika Allah membenci seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku membenci si Fulan maka bencilah ia. Lalu Jibril ikut membencinya, kemudian berseru di langit: Sesungguhnya Allah membenci si Fulan maka bencilah ia. Lalu penduduk langit turut membencinya, kemudian diturunkan rasa benci kepadanya di bumi."
Ada beberapa golongan yang dicintai oleh Allah subhanahu wata'ala:

Orang yang bertakwa.
{بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ} [آل عمران: 76]
Sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. [Ali ‘Imran:76]
Orang yang berbuat baik.
{وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [البقرة: 195]
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.   [Al-Baqarah:195]
{الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ . وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ } [آل عمران: 134-135]
Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. [Ali ‘Imran: 134-135]
{وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ . فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [آل عمران: 147-148]
Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. [Ali ‘Imran: 147-148]
{فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [المائدة: 13]
Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. [Al-Maidah:13]
{لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوْا وَآمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ثُمَّ اتَّقَوْا وَآمَنُوا ثُمَّ اتَّقَوْا وَأَحْسَنُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [المائدة: 93]
Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh Karena memakan makanan yang Telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, Kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, Kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. [Al-Maidah:93]
Orang yang bertaubat dan mensucikan diri.
{إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ} [البقرة: 222]
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri. [Al-Baqarah:222]
Mengikuti sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam.
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ } [آل عمران: 31]
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali ‘Imran:31]
Perbanyak amalan sunnah setelah yang wajib.
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : " ما تقرب إلي عبدي بشيء أحب إلي مما افترضت عليه وما يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به وبصره الذي يبصر به ويده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها وإن سألني لأعطينه ولئن استعاذني لأعيذنه " . [صحيح البخاري]
Dari Abu Hurairah; Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi: "Tidak ada ibadah yang dipersembahkan hamba-Ku yang paling Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibakan kepadanya, dan tidaklah hamba-ku senangtiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai aku mencintainya. Dan jika aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia pakai mendengar, penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai memegang, dan kaki yang ia pakai berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku akan Aku berikan, dan jika ia minta perlindungan dari-Ku akan Aku lindungi". [Sahih Bukhari]
Orang yang sabar.
{وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ} [آل عمران: 146]
Allah menyukai orang-orang yang sabar. [Ali ‘Imran:146]
عن أنس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن الله إذا أحب قوما ابتلاهم فمن رضي فله الرضا ومن سخط فله السخط . قال الشيخ الألباني : حسن صحيح [سنن الترمذي (4/  601)]
Dari Anas; Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Allah menimpakannya cobaan, maka barangsiapa yang ridha maka ia akan mendapatkan keridhaan, dan barangsiapa yang murka maka ia akan mendapatkan kemurkaan. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
{فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ} [آل عمران: 159]
Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [Ali ‘Imran:159]
Orang-orang yang adil.
{وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ} [المائدة: 42]
Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. [Al-Maidah:42]
Pemberani.
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ } [المائدة: 54]
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. [Al-Maidah:54]
Penyantun dan hati-hati
عن ابن عباس : أن النبي صلى الله عليه و سلم قال الأشج عبد القيس : " إن فيك خصلتين يحبهما الله الحِلم والأناة " . [سنن الترمذي . قال الشيخ الألباني : صحيح]
Dari Ibnu Abbas; Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Al-Asyaj dari kaum Abdul Qais: “Sesungguhnya dalam dirimu ada dua sifat yang dicintai oleh Allah; Al-Hilm dan Al-Anaah”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Al-Hilm: Suka memaafkan.
Al-Anaah: Hati-hati dan tidak tergesa-gesa, atau teguh dalam ketaatan.
Mencintai saudara seiman.
عن أبى هريرة عن النبى صلى الله عليه وسلم « أن رجلا زار أخا له في قرية أخرى ، فأرصد الله له على مدرجته ملكا ، فلما أتى عليه قال : أين تريد ؟ قال : أريد أخا لي في هذه القرية. قال : هل لك عليه من نعمة تربها ؟ قال : لا ، غير أني أحببته في الله عز وجل . قال : فإني رسول الله إليك بأن الله قد أحبك كما أحببته فيه ». [صحيح مسلم 8/ 12]
Dari Abu Hurairah; Rasulullah bersabda: Seorang lelaki mengunjungi temannya di suatu kampung. Lalu Allah mengutus malaikat dengan wujud manusia untuk menemuinya di pertengahan jalan. Malaikat bertanya: Engkau mau kemana ? Lelaki itu menjawab: Menjenguk temanku di kampung ini . Malaikat bertanya lagi: Apakah kau menginginkan sesuatu darinya? Lelaki itu manjawab: Tidak, aku hanya mencintainya demi Allah. Malaikat berkata: Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk menyampaikan bahwasanya Allah telah mencintai kamu sebagaimana engkau mencintai sahabatmu itu demi Allah ! [Sahih Muslim]
Meminta cinta Allah
Dari Mu'adz bin Jabal; Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam berdo'a ..
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِي إِلَى حُبِّكَ
Ya Allah .. sesungguhnya aku meminta kepada-Mu cinta dari-Mu, cinta orang-orang yang mencintai-Mu, dan cinta terhadap amalan yang mendekatkan kepada cinta-Mu. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Wallahu a'la.. 
Sumber : http://pancarancahayailahi.blogspot.com/p/meraih-cinta-allah.html

Sholat yang menenangkan jiwa ....


KEUTAMAAN SHOLAT MALAM

Banyak hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan fadillah dan keutamaan sholat malam diantaranya :
Pertama : Sholat malam adalah ibadah yang biasa dikerjakan orang-orang sholeh, ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, penghapus berbagai kesalahan dan pencegah dari perbuatan dosa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : "Hendaklah kalian sholat malam, karena sholat malam adalah kebiasaan yang dikerjakan orang-orang sholeh sebelum kalian, ia adalah ibadah yang mendekatkan diri kepada Rabb kalian, penghapus berbagai kesalahan dan pencegah perbuatan dosa." (HR. Tirmidzi)
Kedua : Sholat malam merupakan sholatnya para abraar (orang-orang yang banyak berbuat kebaikan), Nabi SAW jika mendoakan salah seorang diantara sahabat beliau berkata : "Semoga Allah menjadikan atas kamu sholatnya orang-orang yang banyak berbakti, mereka sholat di malam hari dan berpuasa di
siang hari, mereka tidak mempunyai dosa dan tidak pula melakukan kejahatan." (HR. Abd al-Humaid dan abd-Dhiyaa' al Maqdisi dan disahihkan oleh Syeikh al-Albani r.a [silsilah al-Ahadits ash-Shahiihah no : 1810])
Ketiga : Sholat malam adalah sholat yang disaksikan (masyhudah). Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya dekat-dekatnya Allah kepada seorang hamba adalah di tengah malam, maka jika kamu mampu tergolong orang-orang yang mengingat Allah pada saat itu, jadilah." (HR. Ibnu Khuzaimah dalam "shahihnya" no : 1085)
Dari Amr bin Abasah r.a. berkata : Aku berkata : Wahai Rasulullah, (bagian) dari malam manakah yang paling didengar (oleh Allah)? beliau bersabda : "Pertengahan malam yang terakhir, maka sholatlah sesukamu, karena sholat tersebut disaksikan dan dicatat hingga kamu sholat subuh." (HR. Abu Dawud)
Hadits Ali bin Abi Thalib r.a., Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya seorang hamba bila bersiwak, lalu berdiri mengerjakan sholat, maka berdirilah seorang malaikat dibelakangnya lalu mendengarkan bacaannya dengan seksama kemudian dia mendekatinya - atau beliau mengucapkan kalimat seperti itu - hingga malaikat itu meletakkan mulutnya di atas mulutmu, maka tidaklah keluar dari mulutnya
bacaan Al-Qur'an itu melainkan langsung ke perut malaikay, oleh sebab itu bersihkanlah mulut-mulut kalian untuk membaca Al-Qur'an."
Keempat : Sholat malam salah satu amal yang menyebabkan pelakunya masuk surga berdasarkan sabda Nabi SAW : "Wahai manusia! Sebarkanlah salam, berilah makan dan sholatlah di malam hari ketika manusia sedang tidur lelap, niscaya kamu masuk surga dengan penuh kedamaian." (HR. Ibnu Majah)
Kelima : Orang yang bangun dari tidurnya untuk mengerjakan sholat niscaya akan terlepas dari ikatan setan, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : "Setan mengikat tiga ikatan pada bagian belakang kepala salah seorang di antara kamu ketika tidur, dia mengencangkan setiap ikatan itu (seraya berkata) malam yang panjang bagimu, maka tidurlah! jika ia bangun lalu mengingat Allah, terlepaslah satu ikatan, jika ia berwudhu maka terbukalah satu ikatan lagi, dan jika ia sholat terbukalah sata ikatan lagi, lalu ia menjadi semangat lagi ceria dan jika tidak, jiwanya menjadi jelek lagi malas." (HR. Bukhari)
Keenam : Sholat malam sebagai sebab rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, berdasarkan hadits Rasulullah SAW : "Allah merahmati seorang suami yang bangun dimalam hari lalu dia sholat dan membangunkan isterinya, jika sang istri enggan, ia percikkan air ke wajahnya dan Allah merahmati seorang istri yang bangun di malam hari lalu dia sholat dan membangunkan suaminya jika suaminya enggan, dia percikkan air pada wajahnya." (HR. Abu Dawud) Hadits ini sebagai anjuran untuk membangunkan isteri/keluarga agar mengerjakan sholat malam.
Ketujuh : Orang yang mengerjakan sholat malam memperoleh cinta Allah, dari Abu Darda' r.a. berkata Nabi SAW bersabda : "Tiga golongan yang Allah mencintai dan tertawa kepada mereka serta memberi mereka berita gembira; orang yang manakala ada sekelompok pasukan terbuka peluang perang, dia berperang di belakang barisan pasukan itu dengan dirinya karena Allah SWT, (dia diantara satu dari dua pilihan) terbunuh atau dimenengkan oleh Allah SWT dan dicukupinya, maka Dia berkata : "Lihatlah kepada hamba-Ku ini, bagaimana ia bersabar dengan dirinya karena Aku. Orang yang mempunyai isteri yang cantik dan
kasur yang lembut lagi bagus, lalu dia bangun sholat di malam hari, maka Allah berkata : Dia meninggalkan syahwatnya dan mengingat Aku, sekiranya dia mau tentunya dia tidur dan orang yang mana bila dia berada dalam perjalanan bersama para musafir yang bergadang lalu tidur maka dia bangun sholat di akhir malam baik dalam kondisi tidak senang atau senang." (HR. Thabrani)
Delapan : Sholat malam memasukkan seorang hamba tergolong orang-orang yang banyak berdzikir mengingat Allah, berdasarkan hadits Abu Hurairah dan Abu Sa'id al-Khudri r.a., Rasulullah SAW bersabda : "Apabila seorang suami membangunkan isterinya di malam hari lalu mereka sholat berjama'ah dua raka'at niscaya mereka dicatat tergolong orang-orang yang banyak mengingat (Allah)." (HR. Abu Dawud)
Sedangkan orang yang banyak berdzikir mengingat Allah, akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar di sisi-Nya. Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki
dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyakmenyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." 9Al-Ahzaab : 35)
Sembilan : Orang-orang yang paling mulia di antara umat ini, mereka yang senantiasa mengerjakan sholat di malam hari, Abdullah bin Abbas r.a. meriwayatkan dari Rasulullah SAW beliau bersabda : "Orang-orang yang paling mulia dari umatku adalah para pembawa Al-Qur'an dan orang-orang yang senantiasa sholat di malam hari." (HR. Ibnu Abid Dunya dan al-Baihaqi).
Dalam hadits Sahl bin Sa'ad dia berkata : "Jibril pernah datang kepada Nabi SAW lalu berkata : "wahai Muhammad! hiduplah sesukamu, sesungguhnya engkau akan mati, berbuatlah sekenhendakmu sesungguhnya engkau akan dibalas dengannya dan cintailah siapa saja yang engkau sukai, sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mu'min adalah (dengan) sholat malam dan kehormatan/keperkasaan manakala tidaktergantung kepadamanusia." (HR. Thabrani)
Sepuluh : Sholat malam sholat yang paling afdhol setelah sholat lima waktu, berdasarkan hadits Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda : "Puasa yang paling afdhol setelah puasa ramadhan adalah di bulan Muharram dan sholat yang paling afdhol setelah sholat wajib adalah sholat malam." (HR.
Muslim)
Dan Riwayat yang lain beliau bersabda : "Sholat yang paling afdhol setelah sholat wajib adalah sholat di tengah malam." (HR. Muslim)
Sebelas : Orang-orang yang senantiasa sholat malam memiliki surga yang khusus untuk mereka. Dari Abdullah bin Umar dari Nabi SAW bersabda : "Sesungguhnya di surga ada sebuah ruangan yang mana bagian luarnya dapat dilihat dari dalmnya dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luarnya, Allah menyiapkannya untuk orang yang memberikan makan, melembutkan tutur kata, senantiasa mengikuti sholat dan sholat di malam hari ketika manusia sedang tidur lelap." (HR. Thabrani)
Pada redaksi yang lain berbunyi : "Sesungguhnya di surga itu ada sebuah ruangan yang mana
bagian luarnya dapat dilihat dari dalmnya dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luarnya", maka
Abu Malik al-Asy'ariy bertanya : "untuk siapakah ruangan itu, wahai Rasulullah? "beliau bersabda : "Untuk orang yang baik pembicaraannya, yang memberikan makan dan sholat di malam hari ketika manusia sedang tidur." (HR. Thabrani)
Dua Belas : Setiap malam ada dua saat, jika seorang hamba berdo'a pada saat tersebut niscaya do'anya terkabul, berdasarkan hadits jabir bin Abdullah r.a. beliau berkata aku mendengar Nabi SAW bersabda : "Sesungguhnya pada malam hari ada dua saat, tidaklah seorang muslim memohon kepada Allah kebaikan dari urusan dunia dan akhirat bertepatan dengan saat tersebut, melainkan Dia memberikan permohonan dan hal tersebut pada setiap malam." (HR. Muslim)
Tiga Belas : Abdullah bin Mas'ud berkata : "Sesungguhnya Allah tertawa kepada dua orang, seorang yang bangun meninggalkan kasur dan selimutnya di malam yang dingin, lalu ia berwudhu kemudian ia sholat, maka Allah SWT berkata kepada para malaikat-Nya : "Apa yang mendorong hamba-Ku ini berbuat demikian? Mereka menuturkan : "(Karena) mengharapkan apa yang ada di sisi-Mu dan takut dari apa yang ada di sisi-Mu", maka Allah-pun berkata : "Sesungguhnya Aku telah memberikan apa yang diharapkannya dan mengamankannya dari apa yang ditakutinya." (HR. ath-Thabrani)
Empat Belas : Orang yang berniat akan bangun di malam hari untuk melaksanakan sholat malam, lalu tertidur maka dicatat baginya pahala sholat malam, dari Abu Darda r.a. berkata, Nabi SAW bersabda : "Barang siapa mendatangi kasurnya dengan niat akan bangun untuk sholat di tengah malam, kemudian dia tertidur hingga pagi hari, niscaya dicatat baginya niatnya, dan tidurnya sebagai sedekah dari Rabb-nya." (HSR Nasaa'i, Ibn Majah, Ibn Khuzaimah)
Demikianlah 14 keutamaan dari sholat malam, mudah-mudahan kita akan dapat selalu menjaga sholat malam kita.