Apa sajakah ciri seorang mukmin? Di antaranya
adalah ketika disebut nama Allah bergetar hati mereka, ketika dibacakan
ayat Allah bertambah iman mereka dan mereka pun tawakkal pada Allah.
Allah ta’ala berfirman ,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا
ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ
آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila
disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan
mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2)
az-Zajaj mengatakan, “Maksudnya, apabila disebutkan tentang kebesaran
dan kekuasaan-Nya dan ancaman hukuman yang akan ditimpakan kepada
orang-orang yang durhaka kepada-Nya maka hati mereka pun merasa takut.”
(lihat Zaadul Masir, hal. 540)
‘Umair bin Habib radhiyallahu’anhu berkata, “Iman mengalami
penambahan dan pengurangan.” Ada yang bertanya, “Dengan apa
penambahannya?” Beliau menjawab, “Apabila kita mengingat Allah ‘azza wa jalla dan memuji-Nya maka itulah penambahannya. Apabila kita lupa dan lalai maka itulah pengurangannya.” (lihat Tafsir al-Baghawi, hal. 511)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma berkata, “Orang-orang
munafik itu tidak pernah sedikit pun meresap dzikir kepada Allah ke
dalam hatinya pada saat mereka melakukan amal-amal yang diwajibkan-Nya.
Mereka sama sekali tidak mengimani ayat-ayat Allah. Mereka juga tidak
bertawakal [kepada Allah]. Mereka tidak mengerjakan sholat apabila dalam
keadaan tidak bersama orang. Mereka pun tidak menunaikan zakat dari
harta-harta mereka. Oleh sebab itulah Allah mengabarkan bahwasanya
mereka itu memang bukan termasuk golongan orang-orang yang beriman.”
(lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [4/11])
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud dari
ungkapan ‘bergetarlah hati mereka’, kata beliau, “Yaitu mereka merasa
takut kepada-Nya sehingga mereka pun melaksanakan apa yang
diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [4/11])
Ketika menjelaskan makna dari ‘apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya maka bertambahlah imannya’ Syaikh Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Di dalamnya terkandung dalil
bahwasanya seringkali seorang lebih banyak mendapatkan faidah karena
bacaan [al-Qur'an] oleh orang lain daripada bacaan oleh dirinya
sendiri…” (lihat al-Qaul al-Mufid ‘ala Kitab at-Tauhid [2/30])
Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah menerangkan, bahwa dari ayat di atas bisa disimpulkan bahwa ciri-ciri orang beriman itu antara lain:
- Merasa takut kepada-Nya ketika mengingat-Nya, yang dengan sebab itulah maka dia akan melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya
- Bertambahnya keimanan mereka tatkala mendengar dibacakannya al-Qur’an
- Menyerahkan segala urusan dan bersandar kepada Allah semata (lihat al-Mulakhkhash fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 269)
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa salah satu ciri utama orang
beriman adalah bertawakal kepada Allah saja. Hatinya tidak bergantung
kepada selain-Nya. Karena hanya Allah saja yang menguasai segala manfaat
dan madharat. Dan tawakal inilah yang menentukan kuat lemahnya iman
seorang hamba. Semakin kuat tawakalnya, semakin kuat pula imannya
(lihat al-Qaul as-Sadid fi Maqashid at-Tauhid, hal. 101)
—
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id